Categories
Renungan

Tuhan Yesus Dibaptis


Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?”

Matius 3: 13-14


Betapa terkejutnya Yohanes, ketika sang Mesias datang kepadanya dan meminta untuk dibaptis olehnya. Yohanes yang berdosa, yang membuka tali kasut-Nya pun tidak layak, kini justru harus membaptis Yesus. Itu sebabnya ia mencegah, karena ia merasa tidak layak. Namun Tuhan Yesus menjawab: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.”

Disini kita menemukan sebuah keterangan penting tentang baptisan, yaitu bahwa baptisan merupakan sesuatu yang Allah kehendaki. Ketika kita menyadari bahwa baptisan merupakan kehendak Allah, maka ironis ketika dalam praktek seringkali orang menjadikan baptisan seolah-olah tentang “kehendak mereka”. Maunya dibaptis sama tokoh itu, di sungai anu, di hari tanggal bulan itu, dan lain sebagainya.

Di dalam Tuhan Yesus, kita justru menemukan sebuah teladan perendahan diri yang begitu luar biasa. Ia yang suci dan sempurna, justru berserah dan memberi diri dibaptis oleh Yohanes, yang manusia berdosa. Penyerahan diri dan perendahan diri inilah yang menjadi karakter dan jiwa dari pelayanan Tuhan Yesus di bumi. Oleh karena itu alangkah tepat momentum baptisan diri-Nya, menjadi sebuah titik awal karya pelayanan Tuhan Yesus.

Marilah kita di awal tahun 2023 ini juga belajar untuk memulai karya pelayanan kita dengan sebuah sikap penyerahan diri kepada kehendak Allah, dan kesediaan untuk merendahkan diri di tengah dunia yang gemar meninggikan diri. Kasih Kristus memberkati. Amin.