Categories
Renungan

Renungan Warta – 3 November 2019

Seri Doa Bapa Kami #1

Karena itu berdoalah demikian:
“Bapa kami yang di sorga,  Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”

            Dalam Matius 6: 9-13 kita menemukan sebuah contoh doa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya. Doa ini sering kita kenal dengan nama: Doa Bapa Kami. Sama seperti judul lagu dalam buku nyanyian gereja seringkali diambil dari bunyi kalimat pertamanya, demikian juga dalam bahasa Indonesia nama doa ini diambil dari dua kata pertamanya yang berbunyi “Bapa kami …”. Dalam bahasa Inggris seringkali dikenal dengan nama The Lord’s Prayer. Namun dalam bahasa Latin, penamaannya juga dikenal dari dua kata pertama yang terdapat dalam doa tersebut: Pater Noster.

            Doa yang senantiasa dinaikkan dalam ibadah-ibadah, menjadi salah satu bahan “hafalan” di kelas pendidikan agama Kristen, doa yang Tuhan Yesus sendiri sampaikan secara langsung kepada murid-murid-Nya ketika Ia membahas tentang bagaimana kita seharusnya berdoa. Nah, melalui kotbah sepanjang bulan November ini kita akan membahas tentang doa yang sangat terkenal ini.

Bapa kami yang di sorga

            Ada keintiman dalam sapaan kita terhadap Tuhan. Ia berelasi dengan kita sebagai Bapa, dan kita adalah anak-anak-Nya. Dalam Ulangan 8:5 kita menemukan keterangan seperti demikian: “Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.”

            Relasi kita dengan Tuhan Allah, adalah sebuah relasi yang intim. Dan doa yang kita sampaikan kepada-Nya, mengalir seperti tuturan seorang anak kepada orang-tuanya, yang memadukan hubungan cinta kasih, hormat, gentar,namun juga dalam ketulusan apa adanya.

Dikuduskanlah nama-Mu

            Ketika kita mengatakan dikuduskanlah nama Tuhan, bukan berarti Tuhan tidak kudus dan membutuhkan dukungan dari kita agar Ia menjadi tambah kudus. Kata “dikuduskanlah” disini merupakan sebuah seruan agar kita menjadi orang-orang yang menyadari, menghargai, memperlakukan nama Allah sebagai sesuatu yang kudus. Keluaran 20:7            “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.”

            Ada keseimbangan yang perlu kita jaga ketika kita menyapa Tuhan dalam doa: di satu sisi, ada kedekatan yang sangat personal (Ia sebagai Bapa), tetapi di sisi lain kita juga perlu mengakui kemuliaan Nama-Nya (Kudus).

            Jadi, Doa Bapa Kami diawali bukan hanya dengan kata-kata indah semata, namun sebuah pengingat juga tentang sikap ketika kita memulai sebuah doa: menyadari ada keseimbangan antara kedekatan personal dengan Tuhan, dan hormat akan kemuliaan-Nya.