Categories
Renungan

Renungan Warta – 1 Agustus 2021


 

Sida-sida Etiopia

“Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan
kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia,
yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.”

(Kisah Para Rasul 8: 27)


Di ayat ini kita berjumpa dengan sosok yang sangat menarik: seorang pejabat publik, seorang yang mapan finansial, seorang yang dekat dengan penguasa. Tetapi deskripsi yang paling memuat ketegangan sebenarnya tercermin pada identitas ini: Ia adalah seorang sida-sida, dan ia ingin beribadah. Sida-sida artinya adalah laki-laki yang dikebiri, seorang eunuch. Walaupun ia punya kelimpahan materi, kesuksesan karier, tetapi ada sesuatu dalam identitas dirinya yang menjadi ganjalan baginya.

Dalam tradisi Yahudi, seorang sida-sida tidak dapat diterima untuk masuk ke dalam jemaat Tuhan (Ulangan 23:1). Di satu sisi ia ditolak karena isu terkait fungsi seksualitas dirinya, sementara di sisi lain kita melihat ia rindu untuk beribadah dan mengenal Tuhan lebih dalam. Pada momen inilah, Tuhan memakai Filipus untuk menjumpai dan bercakap lebih dalam dengan sida-sida itu. Perjumpaan yang membuahkan iman percaya dan baptisan pada dirinya.

Seperti perjumpaan Filipus dengan sida-sida dari Etiopia, kita menemukan perubahan iman yang mendalam ketika kita membuka diri untuk menyambut, mengenal, dan mengasihi mereka yang berbeda dari kita. Mari kita belajar menanggalkan kacamata kebencian dan lensa prejudice yang mungkin tanpa sadar kita kenakan, dan belajar untuk membuka relasi dan komunikasi seperti Filipus. Tuhan Yesus memberkati. Amin.