Categories
Renungan

Renungan Warta – 18 Oktober 2020

Jalan Panjang Pemulihan

Realita yang Menggugah Hati

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, …”

(Nehemia 1: 4)

Selama 6 minggu ke depan, kita akan menyoroti sosok Nehemia. Ia bukanlah seorang nabi, ataupun imam. Ia adalah seorang awam, orang Israel di pembuangan yang menjadi juru minuman raja Persia. Walaupun berada di pembuangan, Nehemia hidup dalam keadaan yang nyaman dan mapan. Karena posisinya sebagai juru minuman raja (cupbearer to the king) adalah jabatan yang terhormat, dan ia sangat dipercaya oleh raja. Ia juga tinggal dalam kompleks istana raja, di puri Susan, yang terletak di ibukota kerajaan Persia.

Namun dalam kenyamanannya, hatinya tergerak ketika mendengar kabar berita tentang Yerusalem, tanah airnya yang kini sudah hancur. Tembok kota sudah runtuh, dan akibatnya orang yang masih tinggal disana hidup dalam keadaan sengsara. Dalam dirinya muncul sebuah kerinduan dan tekad untuk memulihkan keadaan Yerusalem. Seperti Nehemia, ketika dalam hati kita timbul perasaan tergerak mendengar atau menyaksikan realita yang mendukakan hati, maka sebenarnya itu adalah ketukan Tuhan di pintu hati kita untuk dapat melakukan sesuatu.

Dan Nehemia memulainya dengan membawa kepedulian itu di dalam doa kepada Tuhan. Dalam doanya, ia mengakui kesalahan bangsa Israel, termasuk juga kesalahan keluarganya, yang tidak mentaati Tuhan sehingga Yerusalem dihukum. Pemulihan dapat terjadi ketika kita mau mengakui bagian kita dalam kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu. Dan dilanjutkan dengan sebuah tekad perubahan untuk masa depan.

Nehemia juga memiliki tekad untuk bertindak, dan ia membawanya ke hadapan Tuhan agar Tuhan memberkati rencananya itu. Bagaimana dengan kita? Adakah kita tergerak untuk memulihkan sesuatu dalam kehidupan kita? Mari kita belajar dari Nehemia. Amin.