Categories
Renungan

Renungan Warta – 15 Agustus 2021


 

Tidak Membedakan Orang

Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.”

(Kisah Para Rasul 10: 34-35)


Sebuah kutipan dari H. P. Lovecraft (1890–1937) berbunyi: The oldest and strongest emotion of mankind is fear, and the oldest and strongest kind of fear is fear of the unknown. Rupanya rasa takut semacam ini juga dirasakan oleh pengikut Kristus mula-mula, terlebih ketika mereka mendengar bangsa-bangsa lain mulai menerima Yesus. Ternyata latar belakang keyahudian mereka, yang sangat menekankan pemisahan dan keistimewaan status sebagai bangsa pilihan, membuat mereka tidak siap. Namun Tuhan secara khusus berbicara kepada Petrus dan mempertemukannya dengan Kornelius, seorang perwira tentara Roma dengan keluarganya. Dan mereka menerima karunia Roh Kudus, sebagai bukti bahwa orang bangsa manapun yang takut Tuhan, berkenan kepada-Nya.

Para murid akhirnya belajar untuk melepaskan praduga terhadap suku bangsa lain, dan menerima mereka semua sebagai sesama pengikut Kristus. Inilah sebuah karya Roh Kudus dalam kehidupan jemaat kita, ketika kita bisa hidup dalam keragaman tanpa ada pembeda-bedaan. Perbedaan akan selalu ada, namun tidak boleh menjadi dasar untuk bersikap “membeda-bedakan”. Relasi kita sebagai sesama pengikut Kristus, adalah relasi yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan. Bukan lagi pada prasangka atau sekedar pemahaman sempit terhadap mereka yang berbeda.
Kiranya sebagai jemaat Tuhan, kita semua boleh bersatu-padu dalam keaneka-ragaman kita, bersehati menjadi persekutuan yang takut akan Dia dan mengamalkan kebenaran-Nya. Tuhan memberkati, Amin.