Categories
Renungan

Renungan Warta – 19 September 2021


 

Mengelola Kemarahan

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa:
janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”

(Efesus 4: 26-27)


Kita semua pasti pernah marah. Sama seperti rasa sedih, bahagia, takut, atau haru; rasa marah merupakan emosi wajar manusia. Namun demikian, ketika emosi tersebut diekspresikan secara berlebihan, keluar batas, ia menjadi destruktif. Oleh karena itu Firman Tuhan berbicara tentang kemampuan kita mengelola kemarahan, agar kita tidak terjebak pada iblis yang mencari-cari kesempatan menggunakan kemarahan itu menjadi sesuatu yang buruk.

Yakobus 1:19 mengingatkan agar kita “lambat untuk menjadi marah”. Ketika marah, seringkali reaksi spontan menguasai diri kita. Tanpa pikir panjang kita langsung bertindak, yang kemudian menjadi penyesalan. Memperlambat reaction time pada saat kita marah, itulah nasehat Firman Tuhan. Tidak mudah, namun itu penting agar kita dapat menata hati, memikirkan konsekuensi, dan menemukan alternative solusi bersikap.

Kita harus belajar untuk mampu marah dengan tepat. Sederhananya, marah kita haruslah:

  • Tepat sasaran: Jangan semua kena semprot amarah kita.
  • Tepat waktu: Kita perlu tahu kapan waktu untuk marah, dan janganlah terus mengungkit kemarahan yang telah lama berlalu.
  • Tepat batas: Jangan semua topik kita angkat dan ungkit ketika kita marah. Fokuslah pada isu yang menjadi pokok perhatian saat itu.
  • Tepat tujuan: Jangan marah sekedar karena ingin melampiaskan emosi. Tetapi tujuan marah adalah karena ada sesuatu yang perlu kita luruskan dan koreksi.

Kiranya dalam hikmat Tuhan, kita semakin mampu mengelola kemarahan. Tuhan Yesus memberkati. Amin.