Categories
Renungan

Renungan Warta – 5 September 2021


 

Menegur dan Menguatkan

“Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.”

(Kisah Rasul 27: 21-22)


Sebagai seorang tahanan, Paulus sedang dibawa dalam perjalanan untuk menghadap kaisar Roma. Menggunakan sebuah kapal pengangkut biji-bijian, total ada 276 penumpang dalam kapal tersebut. Namun perjalanan yang seharusnya sederhana, kondisi angin dan ombak membuat laju mereka lamban, sehingga mundur jauh dari jadwal seharusnya. Kini mereka berada di awal musim badai yang akan membahayakan pelayaran sehingga Paulus menasehati mereka untuk beristirahat saja disana. Tetapi perwira kaisar tidak menghendaki keterlambatan dalam membawa tahanan kepada kaisar, dan pemilik kapal juga enggan berlama-lama untuk membawa hasil panen ke pasaran. Akhirnya mereka memutuskan untuk tetap laju. Tetapi badai hebat datang menerpa, dan akhirnya mereka terombang-ambing tanpa bisa bergerak kemana-mana. Kehabisan makanan, minuman, tetapi terlebih kehabisan waktu dan pengharapan.

Pada saat itulah Paulus kembali berdiri di hadapan mereka. Kali ini bukan untuk menegur mereka, tetapi untuk meneguhkan, menguatkan, dan memberian penghiburan. Walau sebenarnya semua masalah ini bisa dihindari kalau mereka mendengarkan teguran Paulus sebelumnya; namun ia tidak menjadikan itu sebagai alat sindiran. Justru sebaliknya, ia menyadari saat seperti ini yang dibutuhkan oleh orang di kapal itu adalah penguatan.

Teguran dan peneguhan: keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan dalam kehidupan kita. Adakalanya kita perlu memberikan teguran, tetapi juga ada kalanya lebih penting untuk memberikan kata-kata penguatan yang meneguhkan hati remuk. Dibutuhkan hikmat Tuhan untuk tahu mana yang paling tepat untuk kita lakukan terhadap sesama kita. Ternyata di balik semua itu, Paulus juga berdoa bagi semua orang itu, seperti yang tersirat dari perkataan malaikat. Kiranya kita boleh menjadi persekutuan yang saling menegur, meneguhkan, dan mendoakan satu sama lain. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.