Categories
Renungan

Renungan Warta – 25 Oktober 2020

Jalan Panjang Pemulihan

Menanti Waktu Tuhan

” …utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku,
supaya aku membangunnya kembali.”

(Nehemia 2: 5b)

Minggu lalu kita belajar tentang heart, vision, and prayer seorang Nehemia. Hati yang tergerak, dimatangkan dengan visi yang jelas, kemudian dibawa dalam pergumulan doa ke hadapan Tuhan. Ini adalah sebuah dasar yang kokoh untuk memulai sebuah pemulihan. Namun kemudian, dibutuhkan tindak lanjut: Action! Tindakan nyata. Memiliki keprihatinan, membahas wacana dan rencana, tidak akan cukup tanpa karya nyata. Doa pun bukan cuma kata-kata permohonan, berharap terima jadi, tinggal nikmati saja.

Penantian doa Nehemia, terjawab ketika raja Persia menanyakan perihal keprihatinan Nehemia. Dan pada momen itu, sebuah kesempatan untuk melakukan tindakan terbuka. Nehemia dengan matang sudah mempersiapkan apa yang menjadi rencana kerjanya: ia meminta restu raja, ia memohon dukungan administrasi surat-surat perijinan agar tidak melangkahi wewenang pemimpin-pemimpin daerah yang akan ia lalui, ia mengajukan balok kayu sebagai material, dan ia punya jangka waktu pengerjaan semua itu. Ini merupakan sebuah bukti, doa Nehemia bukanlah sekedar doa yang ‘mau terima beres’. Ia bukanlah seorang pemalas, tetapi ia seorang yang mau menterjemahkan hati, visi, dan doa ke dalam karya nyata!

Bagaimana dengan kita? Di dalam rencana pemulihan yang Tuhan ingin hadirkan, apakah kita bersedia seperti Nehemia untuk berkata “utuslah aku, pakailah aku sebagai alat-Mu, ya Tuhan.” Amin.