Categories
Renungan

Renungan Warta – 22 November 2020

Jalan Panjang Pemulihan

Kesehatian Memulai Perubahan

 “Maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel.”

(Nehemia 8: 2)

Setiap hari Minggu, kita melihat ada sebuah gerak bersama yang dilakukan pengikut Kristus: ketika serentak orang berkumpul, dari kenyamanan rumah masing-masing, bergerak menuju satu tempat untuk bersama beribadah. Kita bersyukur masih bisa menyaksikan dinamika yang demikian indah dalam persekutuan kita sebagai gereja. Inilah kesehatian kita sebagai sebuah jemaat, yaitu kesehatian yang berpusat pada Firman, Sakramen, dan Disiplin.

Umat yang berkumpul itu meminta kepada Ezra untuk membacakan Firman Tuhan. Pembacaan Firman merupakan bagian yang sentral dalam ibadah kita. Firman tersebut diberikan keterangan-keterangan agar dapat dimengerti. Dalam ibadah kita sekarang ini, Firman Tuhan adalah bagian dari Alkitab yang kita baca bersama. Sementara kotbah, adalah keterangan yang bertujuan untuk memberi penjelasan agar Firman Tuhan lebih dapat dimengerti. Jadi bobot utama adalah pada Firman-Nya, bukan pada kotbahnya.

Sakramen adalah tanda nyata (visible sign) dari karunia Allah bagi jemaat-Nya. Kita mengenal Baptisan dan Perjamuan Kudus sebagai dua sakramen dalam gereja protestan. Tuhan Yesus memberi perintah langsung agar murid-murid-Nya melakukan kedua hal ini: Baptisan dan Perjamuan Kudus.

Disiplin seringkali dimengerti secara sempit, yaitu sebagai hukuman dari gereja terhadap orang yang dinyatakan berdosa. Sebenarnya, akar dari kata disiplin ini adalah disciple, yaitu “murid”. Jemaat adalah persekutuan orang-orang yang merupakan “murid” Tuhan Yesus, dan oleh karena itu kita harus hidup seperti para murid. Dengan Firman yang kita dengar, melalui Sakramen yang kita terima, maka kita dipanggil untuk menjalani hidup sebagai disciple. Di dalam konfesi klasik gereja-gereja Reformasi, inilah tiga unsur pokok bagi sebuah jemaat: Persekutuan orang percaya, dimana Firman Tuhan diproklamirkan, Sakramen dilayankan, dan Disiplin dijalankan. Biarlah kiranya kita boleh semakin bersehati sebagai jemaat Tuhan. Tuhan memberkati, Amin.