Categories
Renungan

Renungan Warta – 13 Maret 2022


 

Seri Ucapan Bahagia

Di Hadapan Allah

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”
Matius 5: 3


Memasuki masa pra-Paskah ini, kita akan menelusuri Ucapan Bahagia, yang Tuhan Yesus sampaikan dalam kotbah di bukit. Alangkah mengherankan, bahwa hal-hal yang Tuhan kaitkan dengan berbahagia, adalah justru hal-hal yang tampaknya bertentangan! Kemiskinan, penderitaan, perkabungan, lapar dan haus kebenaran, siapa yang menghendakinya? Tetapi Tuhan Yesus justru mengatakan, berbahagialah!

Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang menunjuk pada kemiskinan. Pertama adalah penes, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai “belum kaya, tetapi masih bisa hidup” atau working class poor. Sementara kata “miskin” dalam Matius 5: 3, menggunakan kata Yunani ptokos, yang artinya adalah kemiskinan parah (grinding poverty), dimana orang harus mengemis demi mendapatkan apa yang ia butuhkan.

Ayat ini bukanlah hendak mengatakan agar kita membiarkan orang miskin, atau kita menjadi antipati terhadap kemakmuran/kesejahteraan. Penekanan ini mengingatkan kepada kita, bahwa seringkali dalam ketiadaan kepemilikan, justru kita dapat menyadari apa yang paling berharga! Dan orang yang paling tidak memiliki apa-apa, adalah orang yang paling menyadari kebergantungan hidup mereka terhadap belas-kasih Allah! And nothing else.

Kemakmuran hidup, dengan segala kenyamanan yang kita alami di jaman modern ini, tanpa sadar dapat membuat kita lupa bahwa sesungguhnya kita hidup dari “belas kasih” Tuhan? Oleh karena itu, janganlah kemelekatan terhadap materi membuat kita melupakan hal yang paing berharga dalam hidup ini: Jiwa kita di dalam Tuhan Yesus. Selamat berbahagia! Amin.