Categories
Renungan

Renungan Warta – Sedia Memikul Salib


Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
(Markus 15: 21)


Russ Ramsey menulis “from Palm Sunday to Ressurection Sunday … how many pages of Scripture are devoted to that eight-day span. There is no other place like it in Scripture—so many words devoted to so brief a window of time”. Betapa cepat waktu berlalu sejak minggu Palma, ketika orang banyak mengelu-elukan kedatangan Tuhan Yesus ke Yerusalem, sampai kepada Jumat Agung ketika mereka berseru “salibkan Dia, salibkan Dia!”. Begitu mudahnya orang banyak terbakar hasutan untuk menjatuhkan Tuhan Yesus.

Salah satu nama yang tercatat di Alkitab pada masa peristiwa itu adalah Simon, orang Kirene. Ia hanyalah seorang yang sedang berada di tepi jalan, ketika Tuhan Yesus sedang diarak dengan memikul salb menuju Golgota. Namun kemudian, para serdadu menunjuk Simon dari Kirene ini dan memaksa dia untuk membantu memikul salib Yesus. Tetapi kisah ini sebenarnya tidak berhenti disini.

Dalam Markus 15:21 juga ditambahkan keterangan bahwa Simon adalah ayah dari Aleksander dan Rufus. Siapa mereka? Tradisi gereja mengatakan bahwa Simon dan Rufus kemudian menjadi misionaris dan merupakan nama yang dikenal oleh komunitas Kristen mula-mula di kalangan pembaca Injil Markus. Ini tandanya, Simon mungkin mula-mula memikul salib karena keterpaksaan. Namun kemudian ada sesuatu yang bangkit dalam dirinya, dan ia pun kemudian tetap “memikul salib” dalam kehidupannya. Bahkan diteruskan oleh keturunannya.

Demikian pula dengan kita yang sampai saat ini, menjadi keturunan-keturunan para teladan iman generasi terdahulu. Kita yang mungkin pada mulanya mengemban tanggung-jawab pikul salib karena terpaksa, biarlah di momen Paskah ini, hati kita pun dibangkitkan untuk tekun dan setia memikul salib Kristus di tengah kehidupan sehari-hari.

Selamat Paskah, kiranya kuasa kebangkitan Kristus membawa pengharapan di tengah kehidupan kita. Amin.