Categories
Renungan

Mengulas Tokoh Alkitab Ester (2) – Jabatan & Tanggung-jawab


“Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
(Ester 4: 14b)


Belakangan ini marak berita mengenai pemilihan pemimpin, baik di Indonesia, Filipina maupun di Australia. Mengapa orang begitu mendambakan, bahkan rela habis-habisan demi bisa berada di pucuk pimpinan? Dalam kisah Ester kali ini, kita menemukan dua contoh pribadi yang sangat bertolak-belakang dalam mengemban tanggung-jawab kepemimpinan.

Pertama kita menyaksikan Haman, yang begitu mendapat kenaikan pangkat menjadi gila hormat. Ia marah ketika Mordekhai tidak mau berlutut sujud kepadanya, bahkan hendak membinasakan bangsa Yahudi karena alasan tersebut. Kebencian terhadap satu orang, hendak dilampiaskan kepada satu bangsa. Mendeklarasikan sebuah genocide, hanya karena ia mampu. Maka ia memanipulasi raja untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan politik. Inilah gambaran kelam pemimpin yang kejam, egosentris, dan menghalalkan segala cara.

Kemudian, kita menyaksikan diri Ester bersama Mordekhai. Dengan posisi mereka yang baik, sebenarnya mereka bisa hidup relatif aman dari gangguan. Apalagi Ester adalah ratu yang sangat disayangi oleh raja Ahasyweros, dan tidak ada yang tahu bahwa ia adalah orang Yahudi. Namun kita melihat bagaimana ia bersedia mengambil resiko, mengorbankan dirinya sebagai cara untuk memperjuangkan keselamatan bangsanya. Sungguh sebuah kontras. Ketika Haman bersedia membinasakan satu bangsa, demi dirinya sendiri; maka Ester bersedia memberi dirinya, bagi keselamatan seluruh bangsanya. Dan kita melihat teladan Kristus dalam pengorbanan diri yang selfless ini.

Bagaimana dengan style kepemimpinan anda? Kiranya kita menjadi Ester, dan bukan Haman. Tuhan memberkati. Amin